Kamis, 07 Januari 2021

MENEMUKAN INFORMASI FAKTA DAN OPINI PADA ARTIKEL

 Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer.  Jenis tulisan ini sering kita temui pada majalah, surat kabar, laman-laman yang ada di internet. Artikel biasanya berisi pendapat penulis tentang data, fakta, fenomena, atau kejadian tertentu.  Informasi-informasi yang ada pada artikel biasanya juga selalu aktual dan relevan dengan keperluan pembacanya.

Artikel berbeda dengan karya ilmiah. Penggunaan bahasanya selalu disesuaikan dengan pembacanya karena artikel bersifat umum.  Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan keyakinan penulis terhadap masalah yang disajikan.  Artikel bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur pembaca.

Di dalam artikel juga dapat kalian temukan fakta dan opini. Nah, untuk membedakan fakta dan opini, kalian harus paham terlebih dahulu tentang konsep dasar fakta dan opini.

1. Menemukan Informasi dalam Artikel Opini yang Dibaca

Setiap artikel pasti akan membahas isu atau topik tertentu yang aktual secara lugas serta menyampaikan ide-ide atau fakta-fakta secara objektif.  Dengan demikian, untuk dapat menemukan informasi baik fakta dan opini dalam sebuah artikel, kalian harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Baca artikel secara saksama !

b. Ambil beberapa informasi/kalimat dari artikel tersebut !

c. Analisis informasi /kalimat tersebut berdasarkan ciri-ciri fakta atau opini

Langkah selanjutnya, kalian harus paham terlebih dahulu pengertian fakta dan opini. Berikut pengertian fakta dan opini:

1) Fakta adalah kenyataan atau pristiwa yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta biasanya dapat menjawab pertanya apa. siapa, kapan, di mana, atau berapa.

2) Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. 

2. Membedakan antara Informasi (Fakta) dan Opini Penulis 

Bagaimana, masih bingungkah kalian membedakan antara fakta dan opini? Berikut diberikan penguat konsep fakta dan opini,  mari cermati  ciri-ciri fakta dan opini sebagai berikut!

a. Ciri-Ciri Kalimat Fakta

1) dapat dibuktikan kebenarannya

2) berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)

3) mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya

4) dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya

5) bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi  dengan gambar objek

6) biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H

7) menyatakan kejadian  yang sedang atau telah dan pernah terjadi

8) informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya

9) pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya

10) penalaran fakta cenderung induktif.

b. Ciri-Ciri Kalimat Opini

1) kebenaran opini dapat benar atau salah bergantung data pendukung atau konteksnya,

2) bersifat subjektif  (bergantung pada kepentingan tertentu) dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan uraian yang menjelaskan

3) tidak memiliki nara sumber

4) berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi

5) menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi dikemudian hari

6) merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok

7) informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya

8) biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya

9) pengungkapan opini cenderung argumentatif dan persuasif,

10) penalaran opini cenderung deduktif. 

c. Jenis jenis Kalimat Fakta

1) Fakta umum

Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.

Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.

2) Fakta khusus

Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.

Contoh : Saat ini hampir seluruh dunia mengalami wabah yang sama, yaitu corona virus.

 

d. Jenis jenis Kalimat Opini

1) Opini perorangan/individu

Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.

Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.

2) Opini Umum

Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak  orang atau semua orang.

Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik. 

Setelah kalian mendapatkan konsep tersebut, sekarang kalian simak artikel “Perkembangan Terbaru Vaksin Corona: Banyak Kabar Baik!”, Temukan informasi berupa fakta dan opini dengan memberi tanda contreng pada kolom berikut!


PERKEMBANGAN TERBARU VAKSIN CORONA: BANYAK KABAR BAIK!

Perkembangan vaksin corona telah menjadi hal yang paling dinanti saat ini. Pasalnya, vaksin adalah satu-satunya cara paling efektif yang bisa menghentikan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini sudah menginfeksi belasan juta jiwa di seluruh dunia. Ratusan kelompok peneliti terus melakukan pengembangan. Ada beberapa kabar bahagia yang bisa dibagikan soal perkembangan ini.  Setelah beberapa waktu lalu, Moderna, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, mengumumkan bahwa uji klinis tahap II yang dilalui sudah membuahkan hasil memuaskan. Sinovac, perusahaan farmasi asal Tiongkok dan Astra Zeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford, juga mengumumkan kabar serupa. Tiga kandidat vaksin corona yang dianggap menjanjikan

 

1. Vaksin dari Sinovac

Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok, Sinovac, saat ini juga tengah melakukan uji coba klinis tahap III di beberapa negara, termasuk Indonesia. Uji coba di Indonesia sendiri rencananya akan dimulai pada bulan Agustus mendatang.

PT Bio Farma, bekerja sama dengan Universitas Padjajaran saat ini tengah mempersiapkan uji coba yang akan berlangsung selama enam bulan tersebut. Jika uji coba berjalan lancar dan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa didapatkan,  vaksin kemungkinan bisa diproduksi masal pada kuartal pertama tahun 2021 mendatang. Bio Farma mengungangkapkan memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 250 juta dosis.

Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac ini dibuat menggunakan whole-virus vaccine. Artinya, vaksin tersebut mengandung SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang dilemahkan atau dibuat menjadi tidak aktif.

Lalu, saat vaksin tersebut disuntikkan ke tubuh, sistem imun tubuh akan terpacu untuk membentuk suatu sistem kekebalan. Dengan demikian, jika suatu saat kita terpapar virus corona, sistem imun kita sudah mengenalinya dan siap untuk melawan virus tersebut sehingga kita jadi tidak sakit.

2. Vaksin dari Astra Zeneca dan Universitas Oxford

Vaksin corona yang dikembangkan oleh Universtas Oxford Inggris dan Perusahaan Astra Zeneca yang berbasis di Inggris serta Swedia telah sukses masuk ke uji coba klinis tahap III. Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode viral vector vaccines. Artinya, vaksin tersebut berisi gen virus corona yang saat disuntikkan akan masuk ke dalam sel-sel di tubuh dan memicu respon kekebalan tubuh dan nantinya akan melindungi kita dari Covid-19.

Menurut laporan yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2020 yang lalu, vaksin ini telah sukses melewati uji coba klinis tahap I dan II.  Hasilnya vaksin ini dianggap aman. Selanjutnya, untuk menguatkan percobaan ini, maka dilakukan uji coba klinis tahap III di Brazil dan Afrika Selatan.  Kabar baiknya, peneliti yang terlibat dalam tim uji coba itu mengatakan bahwa vaksin darurat ini kemungkinan bisa tersedia di bulan Oktober tahun ini. Sementara itu, vaksin yang bisa digunakan untuk masyarakat luas baru bisa dipasarkan setelah hasil uji coba klinis tahap III berhasil dan perizinan distribusi bisa keluar. Astra Zeneca sendiri mengungkapkan bahwa jika uji coba berhasil, pihaknya memiliki kapasitas produksi maksimal hingga dua milyar dosis vaksin.

3. Vaksin dari Moderna

Uji coba vaksin Covid-19 tahap I yang dilakukan oleh Moderna, dimulai dengan memberikan vaksin tersebut pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Mereka disuntik sebanyak dua kali. Kelompok pertama mendapatkan vaksin dengan dosis 25 mikrogram. Sementara itu, kelompok kedua memperoleh dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga menerima dosis 250 mikrogram.

Terbaru, menurut laporan tanggal 14 Juli 2020, sebanyak 45 orang yang mengikuti uji coba vaksin tersebut kini sudah memiliki antibodi terhadap virus penyebab Covid-19. Setelah dua kali disuntik, antibodi SARS-CoV-2 yang terbentuk jumlahnya empat kali lipat lebih banyak dibanding pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Hal ini membuat harapan akan tersedianya vaksin corona semakin meningkat.

Selanjutnya, uji coba akan dilanjutkan langsung ke tahap ketiga atau tahap akhir. Uji coba ini akan lebih melibatkan banyak orang untuk mencoba efek dari vaksin ini. Di tahap akhir yang kemungkinan akan dimulai tanggal 27 Juli 2020 mendatang, sebanyak 30.000 orang dari 87 lokasi di Amerika Serikat akan diikutsertakan untuk uji coba.

Puluhan ribu orang tersebut akan menerima vaksin dengan dosis 100 mikrogram, lalu 29 hari setelahnya akan diberikan dosis tambahan yang sama. Sebagai kelompok kontrol, sebagian dari orang-orang tersebut ada yang akan dikelompokkan dalam kelompok placebo. Apabila penelitian tahap akhir ini nantinya berhasil, maka kemungkinan pada awal tahun 2021, vaksin tersebut sudah bisa diproduksi massal.

https://www.sehatq.com/artikel/pengembangan-vaksin-corona-sudah-sampai-mana-ini-data-terbaru (dengan perubahan)

Informasi dalam artikel berupa fakta dan opini.

No.

Informasi yang Diperoleh

Fakta

Opini

1.

Vaksin adalah satu-satunya cara paling efektif yang bisa menghentikan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini sudah menginfeksi belasan juta jiwa di seluruh dunia.

 



2.

Ratusan kelompok peneliti terus melakukan pengembangan.



 

3.

Ada beberapa kabar bahagia yang bisa dibagikan soal perkembangan ini. 



 

4.

Setelah beberapa waktu lalu, Moderna, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, mengumumkan bahwa uji klinis tahap II yang dilalui sudah membuahkan hasil memuaskan.



 

5.

Sinovac, perusahaan farmasi asal Tiongkok dan Astra Zeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford, juga mengumumkan kabar serupa.



 

6.

Tiga kandidat vaksin corona yang dianggap menjanjikan.

 



7.

Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok, Sinovac, saat ini juga tengah melakukan uji coba klinis tahap III di beberapa negara, termasuk Indonesia.



 

8.

Uji coba di Indonesia sendiri rencananya akan dimulai pada bulan Agustus mendatang.

 



9.

PT Bio Farma, bekerja sama dengan Universitas Padjajaran saat ini tengah mempersiapkan uji coba yang akan berlangsung selama enam bulan tersebut.



 

10.

Jika uji coba berjalan lancar dan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa didapatkan, vaksin kemungkinan bisa diproduksi masal pada kuartal pertama tahun 2021 mendatang.

 



11.

Bio Farma mengungangkapkan memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 250 juta dosis.



 

12

Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac ini dibuat menggunakanwhole-virus vaccine.



 

13.

Artinya, vaksin tersebut mengandung SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang dilemahkan atau dibuat menjadi tidak aktif.



 

14.

Lalu, saat vaksin tersebut disuntikkan ke tubuh, sistem imun tubuh akan terpacu untuk membentuk suatu sistem kekebalan.



 

15.

Dengan demikian, jika suatu saat kita terpapar virus corona, sistem imun kita sudah mengenalinya dan siap untuk melawan virus tersebut sehingga kita jadi tidak sakit.

 




MENGANALISIS STRUKTUR TEKS ARTIKEL (Materi KELAS XII)

 Menganalisis Struktur Artikel

A. Struktur Artikel

1. Pengenalan isu, yakni permasalahan, fenomena, peristiwa aktual. Isu dalam artikel ditentukan berdasarkan minat penulisnya. Artikel ilmiah biasanya diawali dengan pernyataan umum berupa pengenalan masalah atau gagasan pokok (tesis) yang dianggap penting oleh penulis dan menarik untuk dibahas atau dicari cara penyelesaiannya.

2. Rangkaian argumentasi berupa pendapat atau opini penulis terkait dengan isi ataupun topik yang dibahas. Bagian ini dilengkapi oleh sejumlah teori, pendukung, dan fakta baik yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, atau sumber-sumber lain. (artikel opini atau artikel ilmiah populer untuk teori tidak terlalu ditekankan).

3. Penegasan kembali atas pembahasan sebelumnya. Bagian ini dapat disertai dengan solusi, harapan, ataupun saran-saran. 

B. Analisis Struktur Artikel 

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN LITERAS  BACA-TULIS:

ANTARA UPAYA DAN TANTANGAN

(oleh : Nana Sutisna, M.Pd.) 

A.    Pengantar

Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik? Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis  bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi  baca-tulis terhadap masa depan suatu bangsa? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan  yang saling terkait terebut, mari kita simak uraian berikut ini. Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik  dalam kehidupan sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil praktikum, menjawab soal, hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta didik yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.

Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan yang dimilikinya.  Peserta didik yang literat berpotensi memiliki wawasan pengetahuan yang luas untuk  memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif lebih mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang aliterat akan kesulitan  dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan demikian, kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.

Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa?  Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.

B.        Tantangan Penumbuhan Budaya Literasi

Patut disayangkan, kemampuan literasi baca-tulis terutama dalam memahami bacaan, menunjukkan kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini terbukti dari hasil uji internasional literasi membaca yang mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Pengujian ini dilakunkan  PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study)  tahun 2011. Berdasarkan data tersebut,  Indonesia menduduki peringkat ke - 45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2009  menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493. Pada PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke - 64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012.  (Dirjen Dikdasmen, 2016 : i)

Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan  generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data  Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045.  Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik. Hal ini berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis  dalam lingkungan peserta didik. Peserta didik lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan daripada membaca tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta didik karena ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari kegiatan baca-tulis. Efektifitas praktik pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku rujukan menyebabkan  pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain itu, apresiasi  sekolah terhadap sarana penyaluran bakat  baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah sekolah, koran, buku sastra, dan blog atau situs sekolah masih tersendat.

C. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat. GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Setahun lebih GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke semua tingkatan pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis mengabdi.  Dalam kurun waktu tersebut ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu hadir mengikutinya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan  di SMAN 2 Sumedang untuk meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis berpedoman pada  buku panduan GLS berkut ini.

1. Tahap pembiasaan

Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca selama 15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah   membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh   peserta didik membaca mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa serta menunjukan  bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru, dan mengajarkan strategi membaca.

Kegiatan tahap pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan.  Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan penunjang keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan  proses membaca, mengembangkan kemampuan membaca secara efektif dan meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.

Membaca terpandu dan membaca mandiri  adalah kegiatan berikutnya. Guru memandu peserta didik membaca dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aktif meningkatkan pemahaman, menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan membuat peserta didik mampu membaca mandiri.

2. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan adalah berbagai kegiatan tindak lanjut yang  dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun kegiatan tindak lanjut seperti berikut: menulis komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan mengembangkan iklim literasi sekolah.

cTahap Pembelajaran

Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah  dilakukan  di SMAN 2 Sumedang termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan literasi lain dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan akademik kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial,  afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran sangat dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di samping itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.

D. Tantangan Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.

Pada tahap pembiasaan,  kegiatan membaca selama 15 menit setiap hari ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi SMAN 2 Sumedang.  Meluangkan waktu lima belas menit dalam pembelajaran tampaknya kelihatan ringan.  Selama lima belas menit guru hanya dituntut membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya atau  peserta didik membaca mandiri. Pada kenyataanya, masih ada anggapan beberapa guru di SMAN 2 Sumedang yang tidak mau jam mengajarnya terpotong. Mereka beralasan selain itu terpotong kegiatan tersebut,  jam mengajar mereka terpotong pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, mengabsen peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut, namun masalah konsistensi dan kesinambungannya  tak bisa dijaga.

Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaanmembaca terpandu, dan membaca mandiri adalah kegiatan  berikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam kegiatan ini adalah kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku penunjang, seperti buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.

Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap pengembangan. Tak dapat dipungkiri, tantangan ini muncul karena  kegiatan ini adalah  tindak lanjut yang dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian adalah kegiatan tahap pengembangan yang selalu dihadapkan pada sebuah tantangan.  Walaupun jurnal membaca harian dapat dibuat secara sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal peserta didik hanya mengisi sendiri jurnal hariannya dengan menyebutkan judul buku, dan pengarang.

Bedah buku secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini adalah terbatasnya buku-buku baru yang berkualitas sebagai bahan resensi.  Di samping itu, faktor kejenuhan selalu menghantui peserta didik.

Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut kegiatan 15 menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan pembenahan lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini adalah belum populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan warga sekolah. Prosedur penentuan penerima reading award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.

Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan tantangan yang tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk  melek litersi bukan perkara mudah. Perlu kerja sama yang serius antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk mewujudkan gerakan mulia ini.

Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di kalangan peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non akademik dari kegiatan ”lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran” memerlukan kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah. Selanjutnya, tantangan pada kegiatan tahap pembelajaran dalam melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta didik. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran belum maksimal.

E. Solusi

Kemampuan baca-tulis  sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik mulai sejak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan kualitas dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh kemampuan membaca dan menulis.

Keberhasilan dari  program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung kepada berbagai pihak, seperti  kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua. Sinergitas semua warga sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit sebelum pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa kegiatan ini adalah pondasi bagi kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam masuk sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih awal menjadi jam 06.45 WIB. Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan berkesinambungan makan tahapan lain dari kegiatan literasi akan lancar pula.

Keberadaan  perpustaakaan yang representatif amat dibutuhkan dalam upaya penumbuhan kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan kualitas buku rujukan di perpustakaan menjadi sentral dalam kegiatan ini. Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran perlu mendapat perhatian setiap sekolah. 

F. Kesimpulan dan Harapan

”Lima belas menit begitu menenukan!” Ya, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentinggya kegiatan ini dalam meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik. Mengapa demikan?  Lihat Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti kalimat “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai” tertuang secara eksplisit. Ini menunjukan bahwa jiwa dari gerakan litersi sekolah adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari. Adapun kegiatan tahap pengembangan dan pembelajaran adalah tindak lanjut dari kegiatan ini.

Tampaknya  kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang menganggap sepele. Padahal tidak demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini dapat menentukan masa depan bangsa. Mudah-mudahan program ini dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berkesimambungan. Pada akhirnya, harapan hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa sejajar dengan negara maju. Rasa pesimistis  dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan berbekal bonus demografi yang literat akan berubah menjadi optimistis. Bonus demografi tidak akan menjadi beban pembangunan melainkan  menjadi modal pembangunan di masa depan.

Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi kesempatan  kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang ibadah bagi kita  dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!

                                                                                    Sumedang, 10 November 2016

 

Contoh Analisis Struktur Artikel

 

1. Pengenalan isu, yakni permasalahan, fenomena, peristiwa aktual.

Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa?  Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.

2. Rangkaian argumentasi berupa pendapat atau opini penulis terkait dengan isi ataupun topik yang dibahas.

Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan  generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data  Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045.  Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.

3. Penegasan kembali atas pembahasan sebelumnya. Bagian ini dapat disertai dengan solusi, harapan, ataupun saran-saran.

Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi kesempatan  kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang ibadah bagi kita  dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!


Sumber bacaan : zuhriindonesia.blogspot.com

MENEMUKAN INFORMASI FAKTA DAN OPINI PADA ARTIKEL

  Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, bias...