Jumat, 07 September 2018

Gurindam Dua Belas

Gurindam Dua Belas




Sejarah Gurindam Dua Belas

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau Raja Ali Haji (lahir di Selangor, ca. 1808 - meninggal di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1873, masih diperdebatkan) adalah ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu. Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia. Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.
Mahakaryanya, Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama, merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Ia juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.
Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.
(Sumber: www.wikipedia.org/wiki/Ali_Haji_bin_Raja_Haji_Ahmad)




Hikayat Melayu

Gurindam Dua Belas

Ini gurindam pasal yang pertama:
Ini gurindam pasal yang kedua:
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Ini gurindam pasal yang keempat:
Ini gurindam pasal yang kelima:
lni gurindam pasal yang keenam:
Ini gurindam pasal yang ketujuh:
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Catatan:
Dari: DE TWAALF SPREUKGEDIGHTEN. (E. Netscher dalam Tijds-chrift voor lndische taal, land-en volkenkunde).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENEMUKAN INFORMASI FAKTA DAN OPINI PADA ARTIKEL

  Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, bias...