1. Gurindam Dua Belas dan Materi UN SMA : Gurindam
2. Materi UN SMA : Majas dan Kata Simbolik
3. Materi UN SMA : Watak Tokoh, Nilai, dan Amanat Cerita
Kemudian jawablah soal berikut, ditulis di buku masing-masing dan kumpulkan ke guru piket!
1. Carilah makna dari setiap bait gurindam berikut :
a. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir.
b. Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.
c. Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.
d. Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.
Keaiban diri hendaklah sangka.
a. Hari ini aku cantik bagai bidadari di hatimu.
b. Di dalam keramaian aku masih merasa sepi sendiri memikirkan dirimu.
c. Ku berlari kau terdiam, ku menangis kau tersenyum, ku berduka kau bahagia, ku pergi kau kembali
c. Walau badai menghadang, ingatlah ku kan selalu setia menjagamu.
3. Bacalah puisi berikut!
HATIKU SELEMBAR DAUN
(Karya : Sapardi Djoko Damono)
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak…
Terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang,
yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adalah abadi sebelum kausapu
tamanmu setiap pagi…
Tentukan makna kata simbolik dari kata yang bergaris bawah!
4. Bacalah kutipan teks cerpen berikut dengan saksama!
Meski kini sudah zaman gas elpiji, Banun masih mengasapi dapur dengan daun kelapa kering dan kayu bakar, hingga ia masih menyandang julukan si Banun Kikir. ”Nasi tak terasa sebagai nasi bila dimasak dengan elpiji,” kilah Banun saat menolak tawaran Rimah yang hendak membelikannya kompor gas. Rimah sudah hidup berkecukupan bersama suaminya yang bekerja sebagai guru di ibu kota kabupaten. Begitu pula dengan Nami dan dua anak Banun yang lain. Sejak menikah, mereka tinggal di rumah masing-masing. Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran.
”Kalau Mak menerima pinangan Rustam, tentu julukan buruk itu tak pernah ada,” sesal Rimah suatu hari.
”Masa itu kenapa Mak mengatakan bahwa aku sudah punya calon suami, padahal belum, bukan?”
”Bukankah calon menantu Mak calon insinyur?”
”Tak usah kau ungkit-ungkit lagi cerita lama. Mungkin Rustam bukan jodohmu!” sela Banun.
”Tapi seandainya kami berjodoh, Mak tak akan dinamai Banun Kikir!”
Sesaat Banun diam. Tanya-tanya nyinyir Rimah mengingatkan ia pada Palar yang begitu bangga punya anak bertitel insinyur pertanian, yang katanya dapat melipatgandakan hasil panen dengan mengajarkan teori-teori pertanian. Tapi, bagaimana mungkin Rustam akan memberi contoh cara bertani modern, sementara sawahnya sudah ludes terjual? Kalau memang benar Palar orang tani yang sesungguhnya, ia tidak akan gampang menjual lahan sawah, meski untuk mencetak insinyur pertanian yang dibanggakannya itu. Apalah guna insinyur pertanian bila tidak mengamalkan laku orang tani? Banun menolak pinangan itu bukan karena Palar sedang terbelit hutang, tidak pula karena ia sudah jadi tuan tanah, tapi karena perangai buruk Palar yang dianggapnya sebagai penghinaan pada jalan hidup orang tani.
(Banun, karya : Damhuri Muhammad)
(Banun, karya : Damhuri Muhammad)
a. Tentukan watak tokoh Banun dalam kutipan cerpen tersebut!
b. Sebutkan dan jelaskan nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut!
c. Apa amanat yang terkandung dalam cerpen tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar