Jumat, 07 September 2018

Materi UN SMA : Watak Tokoh, Nilai, dan Amanat Cerita

RINGKASAN MATERI
A. MENENTUKAN KALIMAT YANG MENUNJUKKAN WATAK TOKOH

            Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri. Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian watak-wataknya dilakukan secara tersurat.
Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Kali ini pembaca mau tidak mau harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-wataknya disampaikan secara tersirat.

Langkah-langkah menentukan kalimat yang menunjukkan watak tokoh dalam cerita


1.      Pahami pernyataan tentang watak tokoh yang ditentukan.
2.      Baca dan pahami isi kalimat yang berkaitan dengan tokoh yang ditentukan.
3.      Tentukan kalimat yang isinya menggambarkan watak tokoh yang ditentukan.


Contoh


(1)               Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi dan makanan pagi untuk mereka. (2) Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. (3) Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. (4) Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan sepanjang malam terdengar dia tak tertidur. (Harimau! Harimau! Muchtar Lubis)
Watak Buyung adalah seorang yang perhatian dan peduli kepada orang lain. Kalimat yang menunjukkan watak Buyung tersebut adalah kalimat nomor 2 dan 3.


Kunci Jawaban : B
Pembahasan 

Watak tokoh pada kutipan cerita di atas digambarkan melalui percakapan antartokoh. Kalimat yang menunjukkan tokoh berwatak sombong yaitu kalimat nomor 1 dan 3. Pada kalimat nomor 1 berisi pernyataan Mangkudan akan mencarikan jodoh yang lebih bermartabat. Hal tersebut menunjukkan watak sombong Mangkudan yang menganggap Azrial kurang bermartabat. Pada kalimat nomor 3 berisi pernyataan Mangkudan tentang akan jatuhnya martabat keluarga jika Azrial menjadi suami (Renggogeni). Kalimat nomor 1 dan 3 menunjukkan kesombongan Mangkudan yang menganggap keluarganya memiliki martabat yang lebih tinggi dari Azrial. 

B. NILAI-NILAI DALAM KARYA SASTRA

Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai (value). Nilai adalah "sesuatu" yang dapat memperkaya wawasan dan/atau meningkatkan harkat hidup. Nilai dalam karya sastra ada yang bersifat edukatif, menambah pengetahuan, memberikan hiburan, atau dapat memanusiakan manusia sehingga berguna bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, dalam karya sastra ada sesuatu yang ber­manfaat bagi kehidupan.

Nilai dalam karya sastra di­kemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, rima, dan irama.


Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra , antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.
3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk     (pengajaran).
5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik/menyenangkan (rasa
    seni).
6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini ada yang bersifat  ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan sebagainya.

Kunci Jawaban: A

Nilai budaya yang terdapat pada kutipan di atas adalah orang tua mencarikan jodoh untuk pasangan anaknya yang sesuai (jawaban A). Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat-istiadat atau kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat. Salah satu budaya masyarakat (lama) adalah orang tua mencarikan/menentukan jodoh bagi anaknya. Pada masa kini sudah “jarang” orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya karena anak cenderung tidak mau dicarikan jodoh oleh orang tuanya. 


C. MENENTUKAN AMANAT CERITA Amanat adalah sebuah pesan moral dalam sebuah cerita atau karya lainnya yang ingin disampaikan oleh si penulis atau pengarang kepada para pembacanya. Menurut Waluyo (2006:29), jika tema memiliki kaitan dengan arti, maka sebuah amanat itu memiliki kaitannya dengan makna. Kemudian jika tema memiliki sifat yang sangat lugas, khusus dan objektif, maka amanat itu memiliki sifat kias, umum, dan subjektif.
Amanat dapat disampaikan secara langsung (tertulis), tidak langsung (tersirat). Amanat tersurat  adalah amanat atau pesan yang secara jelas atau eksplisit dijabarkan melalui kata-kata dalam sebuah tulisan.
Sedangkan amanat tersirat yaitu amanat atau pesan yang dengan sengaja tidak dijabarkan secara tertulis dalam sebuah karya, akan tetapi pesan ini bisa diketahui oleh pembaca dari alur cerita yang ada dalam tulisan tersebut. Jadi, amanat tersirat ini bersifat implisit atau tersembunyi namun tetap bisa diketahui dari jalan ceritanya atau melalui dialog antartokoh cerita.
TIPS MENENTUKAN AMANAT CERITA
Untuk menentukan amanat cerita dapat dilakukan dengan mengetahui ciri-ciri amanat sebagai berikut.

1.      Amanat berisi saran, ajakan, atau imbauan. 
2.      Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/diimbau untuk melakukan (biasanya ditandai dengan kata kerja berpartikel –lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dsb.
3.      Untuk hal-hal negatif, pembaca diimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai dengan penggunaan kata jangan).

Contoh

1.      Amanat tersurat
Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, dan memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, “Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban ...” (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)
Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah “Bertaubatlah dan minta ampunan atas dosa yang telah diperbuat , pasti Tuhan akan mengampuninya, dan hidupmu akan selamat.”

2.      Amanat tersirat
Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang mengigau, ”Awas, harimau itu dikirim oleh Tuhan untuk menghukum kita yang berdosa – awas harimau – dikirim Allah – awas harimau – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian.” (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)
Amanat yang tersirat dalam kutipan tersebut adalah ... Akui dan minta ampunlah atas dosa yang telah diperbuat karena Tuhan pasti akan membalas perbuatan dosa itu.



Kunci Jawaban : A
Pembahasan: 
Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen di atas adalah janganlah merendahkan orang lain! (jawaban A). Simpulan amanat tersebut berdasarkan dialog antar tokoh cerita pada kalimat nomor (1) sampai dengan (4) dan simpulan dialog pada kalimat nomor (5) Tetapi, tidak patut rasanya, Mangkudun memandang Azrial dengan sebelah mata. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENEMUKAN INFORMASI FAKTA DAN OPINI PADA ARTIKEL

  Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, bias...